Algoritma Penjadwalan CPU - Penjadwalan CPU adalah permasalahan menentukan
proses mana pada ready queue yang dialokasikan ke CPU. Terdapat beberapa
algoritma penjadwalan CPU, diantaranya :
- Algoritma Penjadwalan First Come, First Served (FIFO).
- Algoritma Penjadwalan Shortest Job First.
- Algoritma Penjadwalan Priority Schedulling (jadwal prioritas).
- Algoritma Penjadwalan Round Robin.
Setiap
algoritma diukur “turnaround time” dan “waiting time” untuk membandingkan
performansi dengan algoritma lain. Dan untuk mengukur turnaround time dan
waiting time, digunakan “Gant Chart” . CPU time (Burst Time) membutuhkan semua
proses diasumsikan diketahui. Arrival time untuk setiap proses pada ready queue
diasumsikan diketahui.
- Algoritma Penjadwalan First Come, First Served (FCFS)
Proses yang
pertama kali meminta jatah waktu untuk menggunakan CPU akan dilayani terlebih
dahulu. Dan rata-rata waktu tunggu (Average waiting time) cukup tinggi.
Algoritma
penjadwalan FCFS merupakan salah satu strategi penjadwalan non-Preemptive karena
sekali CPU dialokasikan pada suatu proses, maka proses tersebut akan tetap
memakai CPU sampai proses tersebut melepaskannhya, yaitu jika proses berhenti
atau meminta I/O. Kelemahan dari Algoritma penjadwalan ini adalah adanya convoy
effect.
skema proses
yang meminta CPU mendapat prioritas. Implementasi dari FCFS mudah diatasi
dengan FIFO queue. Contoh :
urutan kedatangan adalah P1, P2, P3
Gant Chart ini adalah :
Waiting time for P1 = 0; P2 = 24; P3
= 27
Average waiting time: (0 + 24 +
27)/3 = 17
misal proses dibalik sehingga urutan
kedatangan adalah P2, P3, P1. Gant Chartnya adalah :
- Algoritma Shortest Job First Scheduler
Algoritma ini digunakan ketika CPU
bebas proses yang mempunyai waktu terpendek untuk menyelesaikannya mendapat
prioritas. Seandainya dua proses atau lebih mempunyai waktu yang sama maka FCFS
algoritma digunakan untuk menyelsaikan masalah tersebut.
Prinsip algoritma penjadwalan ini
adalah, proses yang memiliki CPU burst paling kecil dilayani terlebih dahulu.
Oleh karena itu, algoritma ini optimal jika digunakan, tetapi sulit untuk
diimplementasikan karena sulit mengetahui CPU burst selanjutnya.
Ada dua skema dalam SJFS ini yaitu:
- Non premptive— ketika CPU memberikan kepada proses itu tidak bisa ditunda hingga selesai.
- premptive— bila sebuah proses datang dengan waktu proses lebih rendah dibandingkan dengan waktu proses yang sedang dieksekusi oleh CPU maka proses yang waktunya lebih rendah mendapatkan prioritas. Skema ini disebut juga Short – Remaining Time First (SRTF). Contoh :
Average waiting time = (0 + 6 + 3 +
7)/4 = 4
Contoh SJF Primtive
SJF algoritma mungkin adalah yang
paling optimal, karena ia memberikan rata-rata minimum waiting untuk kumpulan
dari proses yang mengantri.
Average waiting time = (9 + 1 + 0
+2)/4 = 3
- Algoritma Penjadwalan Priority Schedulling (jadwal prioritas)
Penjadualan SJF (Shortest Job First)
adalah kasus khusus untuk algoritma penjadual Prioritas. Prioritas dapat
diasosiasikan masing-masing proses dan CPU dialokasikan untuk proses dengan
prioritas tertinggi. Untuk proritas yang sama dilakukan dengan FCFS.
Ada pun algoritma penjadual
prioritas adalah sebagai berikut:
• Setiap proses akan mempunyai
prioritas (bilangan integer). Beberapa sistem menggunakan integer dengan urutan
kecil untuk proses dengan prioritas rendah, dan sistem lain juga bisa
menggunakan integer urutan kecil untuk proses dengan prioritas tinggi. Tetapi
dalam teks ini diasumsikan bahwa integer kecil merupakan prioritas tertinggi.
• CPU diberikan ke proses dengan
prioritas tertinggi (integer kecil adalah prioritas tertinggi).
• Dalam algoritma ini ada dua skema
yaitu:
1. Preemptive: proses dapat di
interupsi jika terdapat prioritas lebih tinggi yang memerlukan CPU.
2. Nonpreemptive: proses dengan
prioritas tinggi akan mengganti pada saat pemakain time-slice habis.
• SJF adalah contoh penjadual
prioritas dimana prioritas ditentukan oleh waktu pemakaian CPU berikutnya.
Permasalahan yang muncul dalam penjadualan prioritas adalah indefinite blocking
atau starvation.
• Kadang-kadang untuk kasus dengan
prioritas rendah mungkin tidak pernah dieksekusi. Solusi untuk algoritma
penjadual prioritas adalah aging.
• Prioritas akan naik jika proses
makin lama menunggu waktu jatah CPU.
Contoh Priority:
- Algoritma Penjadwalan Round Robin.
Algoritma Round Robin (RR) dirancang
untuk sistem time sharing. Algoritma ini mirip dengan penjadual FCFS, namun
preemption ditambahkan untuk switch antara proses. Antrian ready diperlakukan
atau dianggap sebagai antrian sirkular. CPU mengelilingi antrian ready dan
mengalokasikan masing-masing proses untuk interval waktu tertentu sampai satu
time slice/ quantum.
Berikut algoritma untuk penjadual
Round Robin:
• Setiap proses mendapat jatah waktu
CPU (time slice/ quantum) tertentu Time slice/quantum umumnya antara 10 – 100
milidetik.
- Setelah time slice/ quantum maka proses akan di-preempt dan dipindahkan ke antrian ready.
- Proses ini adil dan sangat sederhana.
• Jika terdapat n proses di “antrian
ready” dan waktu quantum q (milidetik), maka:
- Maka setiap proses akan mendapatkan 1/n dari waktu CPU.
- Proses tidak akan menunggu lebih lama dari: (n-1)q time units.
• Kinerja dari algoritma ini
tergantung dari ukuran time quantum.
- Time Quantum dengan ukuran yang besar maka akan sama dengan FCFS.
- Time Quantum dengan ukuran yang kecil maka time quantum harus diubah ukurannya lebih besar dengan respek pada alih konteks sebaliknya akan memerlukan ongkos yang besar. Contoh :
- Tipikal: lebih lama waktu rata-rata turnaround dibandingkan SJF, tapi mempunyai response terhadap user lebih cepat
CONTOH VIDEO ALGORITMA PENJADWALAN CPU
0 komentar:
Posting Komentar